Tanggal Rilis | : | 8 November 2016 |
Ukuran File | : | 0.9 MB |
Abstraksi
Pada bulan Oktober 2016 Kota Padang dan Kota Bukittinggi mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,56 persen dan 0,37 persen.
Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 4 (empat) kelompok pengeluaran antara lain; kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,27 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,67 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,64 persen, sementara kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,46 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan.
Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Oktober 2016 Kota Padang sebesar 3,78 persen dan Kota Bukittinggi sebesar 3,41 persen. Laju inflasi year on year (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) Kota Padang sebesar 6,13 persen, dan Kota Bukittinggi sebesar 6,14 persen.
Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera 20 (dua puluh) kota mengalami inflasi dan 3 (tiga) kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,32 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Metro sebesar 0,04 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,34 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 7 (tujuh) di Sumatera dan ke 9 (sembilan) dari seluruh kota yang mengalami inflasi secara Nasional. Sedangkan Kota Bukittinggi menduduki posisi ke 13 (tiga belas) dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan posisi ke 18 (delapan belas) secara Nasional.